Merayakan Hari Kartini Lewat Tema Penuh Makna Buat Anak
Konsep Acara Kartinian - Peringatan atau perayaan hari kartini yaitu dalam sejarah diawali dari Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Thn 1964 yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dengan tetapkan Kartini merupakan Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus hari lahirnya, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai Hari Kartini.
Umumnya Kartinian diselenggarakan khalayak banyak terutama perempuan tanpa terkecuali di sekolah baik itu; TK, SD, SMP, Sekolah Menengan Atas hingga sekolah tinggi tinggi dengan bermacam-macam lomba dan program tentu mengusung teladan tema program kartinian. Tema kartinian tersebut dituangkan pada pagelaran seni budaya, puisi, pantun, kata ucapan, kebaya hingga inspirasi kreatif lainnya.
Hal tersebut sangat wajar, akan lebih baik lagi kalau merayakan hari Kartini mempunyai tema penuh makna untuk anak sekolah dengan tujuan semoga semangat dari pemikiran-pemikirannya wacana kondisi sosial dikala itu, terutama terkait perempuan sempurna sasaran.
Bagi orangtua maupun pendidik yang berencana untuk mengadakan peringatan dan perayaan Hari Kartini akan tetapi belum mempunyai gagasan, jangan khawatir. Sebelum membahas beberapa konsep program Hari Karini ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarahnya dengan begitu akan memudahkan buat kita memilih tema nya.
Raden Adjeng Kartini, lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun atau tolong-menolong lebih sempurna disebut Raden Ayu Kartini yaitu seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pencetus kebangkitan perempuan pribumi.
Semasa hidup dalam surat-suratnya, Raden Adjeng Kartini menulis pandangannya wacana kondisi sosial yang berlaku dikala itu, khususnya kondisi perempuan pribumi Indonesia. Sebagian besar suratnya memprotes kecenderungan budaya Jawa untuk memaksakan kendala pada perkembangan perempuan. Dia ingin perempuan mempunyai kebebasan untuk berguru dan belajar. R.A. Kartini menulis wacana inspirasi dan ambisinya, termasuk Zelf-ontwikkeling, Zelf-onderricht, Zelf-vertrouwen, Zelf-werkzaamheid, dan Solidariteit. Ide-ide ini semua didasarkan pada Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid, yaitu kepercayaan pada Tuhan, kebijaksanaan, dan keindahan, bersama dengan Humanitarianisme (kemanusiaan) dan Nasionalisme (nasionalisme).
Surat-surat Kartini juga mengungkapkan harapannya untuk menerima santunan dari luar negeri. Dalam korespondensinya dengan Estell "Stella" Zeehandelaar, R.A. Kartini menyatakan keinginannya untuk menjadi ibarat cowok Eropa. Dia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa yang terbelenggu oleh tradisi, tidak sanggup belajar, terpencil, dan yang harus siap untuk berpartisipasi dalam ijab kabul poligami dengan laki-laki yang tidak mereka kenal. (Sumber: Wikipedia Raden Ajeng Kartini)
Pada masa Orde Lama Sukarno menyatakan 21 April sebagai Hari Kartini untuk mengingatkan perempuan bahwa mereka harus berpartisipasi dalam "wacana hegemonik pembangunan (pembangunan)". Setelah 1965, bagaimanapun, negara Orde Baru Soeharto mengatur ulang gambaran Kartini dari gambaran emansipator perempuan radikal ke salah satu yang menggambarkan dirinya sebagai istri yang patuh dan anak yang patuh, "karena hanya seorang perempuan yang mengenakan kebaya yang sanggup memasak." Pada tanggal 21 April, yang terkenal dikenal sebagai Hari Ibu Kartini, banyak perempuan mengenakan kebaya, sanggul hingga hiasan ke sekolah, yang konon memalsukan pakaian Kartini tetapi seharusnya memaknai hari kartini tidak hanya berkenaan dengan pakaian saja.
Semangat dari Kartini pun tolong-menolong telah dibentuk lagu oleh W.R. Suprtaman dengan judul Ibu Kita Kartini. Jika kita maupun orangtua serta pengajar memaknai lagu Ibu Kita Kartini dan menuangkannya dalam program kartinian di Sekolah tentu akan lebih berarti bagi program kartinian. Apa lagi kalau berbicara mengenai program kartinian SMA, alasannya yaitu masa Sekolah Menengan Atas merupakan periode transisi anak menjadi dewasa.
Untuk memilih konsep pada peringatan hari kartini, yang terpenting bagi orangtua juga pengajar melihat fase umur anak-anak. Konsep program tema kartinian yang dituangkan pada lomba juga pagelaran program kartinian sanggup berupa seni budaya dengan puisi. pantun, memasak maupaun kata-kata ucapan hari kartini. Kaprikornus tidak selalu berkenaan dengan pagelaran busana kebaya.
Terutama bagi wali murid tentu tidak sedikit akan mengeluhkan bahwa merayakan hari kartini akan menguras biaya banyak terutama kalau harus berkenaan dengan kebaya juga pakaian adat. Hal ini tentu tidak akan mempunyai makna berarti dalam merayakan kartinian, apalagi kalau tema kartini kurang difahami oleh penyelenggara. Contoh-contoh tema program kartinian memang sangat banyak baik itu SMA, SMP, SD maupun tk tetapi tidak sedikit dari program kartinian tersebut hanya sekedar persoalan kebaya.
Bukan hanya lomba kartinian sma akan tetapi smp, sd bahkan tk pun banyak ditemukan ajang perlombaan busana, dan ketika kita coba tanya kepada mereka bagaimana mereka memaknai hari kartini tersebut, bawah umur hanya berfikiran wacana pagelaran kebaya. Akhirnya kita akan mendapati bahwa tanggal hari kartinian yaitu hari kebaya bukan lagi wacana semangat dari ajaran ibu Kartini.
Kaprikornus alangkah bijaksananya kalau sebelum menentukan konsep program untuk kartinian memotivasi bawah umur untuk membuat puisi hari kartini wacana peduli sosial dengan hasil karya mereka sendiri yang kemudian puisi-puisi tersebut dibacakan kalau memungkinkan dipajang di sekolah.
Dari contoh tema sosial berupa puisi tersebut kita sanggup melihat bagaimana pandangan bawah umur wacana lingkungan sosialnya, tentu ini akan mengakibatkan program kartinian anak smp, sma, sd juga tk lebih bermakna. Bukan hanya itu semangat kartinian juga sanggup dituangkan pada kegiatan kartini berupa lomba unik hari pendekar ibarat bakti sosial dilingkungan sekitar sekolah.
Lomba kartinian smp dan sma tentu lebih gampang diadakan dengan program lomba kebersihan lingkungan maupun aktivitas sosial ibarat lomba ngajari adik kelas menulis, menggambar dengan evaluasi kesabaran, leadership, serta semangat dari pemikiran-pemikiran kartini.
Sumber Gambar: Wikipedia Committee for Kartini Day celebration |
Umumnya Kartinian diselenggarakan khalayak banyak terutama perempuan tanpa terkecuali di sekolah baik itu; TK, SD, SMP, Sekolah Menengan Atas hingga sekolah tinggi tinggi dengan bermacam-macam lomba dan program tentu mengusung teladan tema program kartinian. Tema kartinian tersebut dituangkan pada pagelaran seni budaya, puisi, pantun, kata ucapan, kebaya hingga inspirasi kreatif lainnya.
Hal tersebut sangat wajar, akan lebih baik lagi kalau merayakan hari Kartini mempunyai tema penuh makna untuk anak sekolah dengan tujuan semoga semangat dari pemikiran-pemikirannya wacana kondisi sosial dikala itu, terutama terkait perempuan sempurna sasaran.
Bagi orangtua maupun pendidik yang berencana untuk mengadakan peringatan dan perayaan Hari Kartini akan tetapi belum mempunyai gagasan, jangan khawatir. Sebelum membahas beberapa konsep program Hari Karini ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu sejarahnya dengan begitu akan memudahkan buat kita memilih tema nya.
Sejarah Hari Kartini
Raden Adjeng Kartini, lahir di Jepara, Hindia Belanda, 21 April 1879 dan meninggal di Rembang, Hindia Belanda, 17 September 1904 pada umur 25 tahun atau tolong-menolong lebih sempurna disebut Raden Ayu Kartini yaitu seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pencetus kebangkitan perempuan pribumi.
Semasa hidup dalam surat-suratnya, Raden Adjeng Kartini menulis pandangannya wacana kondisi sosial yang berlaku dikala itu, khususnya kondisi perempuan pribumi Indonesia. Sebagian besar suratnya memprotes kecenderungan budaya Jawa untuk memaksakan kendala pada perkembangan perempuan. Dia ingin perempuan mempunyai kebebasan untuk berguru dan belajar. R.A. Kartini menulis wacana inspirasi dan ambisinya, termasuk Zelf-ontwikkeling, Zelf-onderricht, Zelf-vertrouwen, Zelf-werkzaamheid, dan Solidariteit. Ide-ide ini semua didasarkan pada Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid, yaitu kepercayaan pada Tuhan, kebijaksanaan, dan keindahan, bersama dengan Humanitarianisme (kemanusiaan) dan Nasionalisme (nasionalisme).
Surat-surat Kartini juga mengungkapkan harapannya untuk menerima santunan dari luar negeri. Dalam korespondensinya dengan Estell "Stella" Zeehandelaar, R.A. Kartini menyatakan keinginannya untuk menjadi ibarat cowok Eropa. Dia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa yang terbelenggu oleh tradisi, tidak sanggup belajar, terpencil, dan yang harus siap untuk berpartisipasi dalam ijab kabul poligami dengan laki-laki yang tidak mereka kenal. (Sumber: Wikipedia Raden Ajeng Kartini)
Pada masa Orde Lama Sukarno menyatakan 21 April sebagai Hari Kartini untuk mengingatkan perempuan bahwa mereka harus berpartisipasi dalam "wacana hegemonik pembangunan (pembangunan)". Setelah 1965, bagaimanapun, negara Orde Baru Soeharto mengatur ulang gambaran Kartini dari gambaran emansipator perempuan radikal ke salah satu yang menggambarkan dirinya sebagai istri yang patuh dan anak yang patuh, "karena hanya seorang perempuan yang mengenakan kebaya yang sanggup memasak." Pada tanggal 21 April, yang terkenal dikenal sebagai Hari Ibu Kartini, banyak perempuan mengenakan kebaya, sanggul hingga hiasan ke sekolah, yang konon memalsukan pakaian Kartini tetapi seharusnya memaknai hari kartini tidak hanya berkenaan dengan pakaian saja.
Semangat dari Kartini pun tolong-menolong telah dibentuk lagu oleh W.R. Suprtaman dengan judul Ibu Kita Kartini. Jika kita maupun orangtua serta pengajar memaknai lagu Ibu Kita Kartini dan menuangkannya dalam program kartinian di Sekolah tentu akan lebih berarti bagi program kartinian. Apa lagi kalau berbicara mengenai program kartinian SMA, alasannya yaitu masa Sekolah Menengan Atas merupakan periode transisi anak menjadi dewasa.
Konsep Acara Peringatan Hari Karini
Untuk memilih konsep pada peringatan hari kartini, yang terpenting bagi orangtua juga pengajar melihat fase umur anak-anak. Konsep program tema kartinian yang dituangkan pada lomba juga pagelaran program kartinian sanggup berupa seni budaya dengan puisi. pantun, memasak maupaun kata-kata ucapan hari kartini. Kaprikornus tidak selalu berkenaan dengan pagelaran busana kebaya.
Terutama bagi wali murid tentu tidak sedikit akan mengeluhkan bahwa merayakan hari kartini akan menguras biaya banyak terutama kalau harus berkenaan dengan kebaya juga pakaian adat. Hal ini tentu tidak akan mempunyai makna berarti dalam merayakan kartinian, apalagi kalau tema kartini kurang difahami oleh penyelenggara. Contoh-contoh tema program kartinian memang sangat banyak baik itu SMA, SMP, SD maupun tk tetapi tidak sedikit dari program kartinian tersebut hanya sekedar persoalan kebaya.
Bukan hanya lomba kartinian sma akan tetapi smp, sd bahkan tk pun banyak ditemukan ajang perlombaan busana, dan ketika kita coba tanya kepada mereka bagaimana mereka memaknai hari kartini tersebut, bawah umur hanya berfikiran wacana pagelaran kebaya. Akhirnya kita akan mendapati bahwa tanggal hari kartinian yaitu hari kebaya bukan lagi wacana semangat dari ajaran ibu Kartini.
Kaprikornus alangkah bijaksananya kalau sebelum menentukan konsep program untuk kartinian memotivasi bawah umur untuk membuat puisi hari kartini wacana peduli sosial dengan hasil karya mereka sendiri yang kemudian puisi-puisi tersebut dibacakan kalau memungkinkan dipajang di sekolah.
Dari contoh tema sosial berupa puisi tersebut kita sanggup melihat bagaimana pandangan bawah umur wacana lingkungan sosialnya, tentu ini akan mengakibatkan program kartinian anak smp, sma, sd juga tk lebih bermakna. Bukan hanya itu semangat kartinian juga sanggup dituangkan pada kegiatan kartini berupa lomba unik hari pendekar ibarat bakti sosial dilingkungan sekitar sekolah.
Lomba kartinian smp dan sma tentu lebih gampang diadakan dengan program lomba kebersihan lingkungan maupun aktivitas sosial ibarat lomba ngajari adik kelas menulis, menggambar dengan evaluasi kesabaran, leadership, serta semangat dari pemikiran-pemikiran kartini.
Kesimpulan merayakan hari Kartini dengan tema penuh makna buat Anak-anak baik itu TK, SMP, SMA
Sebaiknya dalam memilih tema program hari kartini baik itu berupa lomba puisi, pagelaran busana maupun lainnya, sebaiknya tidak lupa untuk memaknai hari kartini untuk bawah umur yaitu semangat dari ajaran ibu Kartini bukan sekedar kemeriahan program saja.
Baca Juga:
0 Response to "Merayakan Hari Kartini Lewat Tema Penuh Makna Buat Anak"
Post a Comment