Infeksi Clostridium Difficile

Infeksi Clostridium Difficile (Clostridium Difficile Infection) merupakan bakterium anaerobik gram-positif yang biasanya berafiliasi dengan diare terkait-antibiotik. Gejalanya dapat berkisar dari keadaan pembawa (carrier) asimtomatik hingga kolitis pseudomembranosa parah dan disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi organisme : toksin A (enterotoksin) dan toksin B (sitotoksin). Infeksi ini paling sering menyerang pasien yang menjalani pembedahan abdominal, pasien yang mengalami gangguan imun, pasien pediatrik (terutama yang dirawat di sentra perawatan harian) dan penghuni panti jompo.
Clostridium difficile dapat ditularkan eksklusif (melalui tangan yang terkontaminasi) atau tidak eksklusif (melalui benda yang terkontaminasi, contohnya pispot, bel pemanggil, termometer rektal, dan pipa nasogastrik, dan melalui permukaan, contohnya palang ranjang, lantai dan dudukan toilet).


positif yang biasanya berafiliasi dengan diare terkait Infeksi Clostridium Difficile

Penyebab Infeksi Clostridium Difficile (Clostridium Difficile Infection)
- Hampir semua antibiotik yang mengganggu tumbuhan intestinal (terutama clindamycin) atau antineoplastik yang mempunyai kegiatan antibiotik
- Faktor lain yang mengubah tumbuhan intestinal normal (enema, stimulan intestinal)

Tanda Dan Gejala
- Nyeri, kram atau perih abdominal
- Keabnormalan elektrolit, syok hipovolemik, anasarka (disebabkan oleh hipoalbuminemia), sepsis, hemoragi, dan dapat juga kematian
- Demam dengan jumlah sel darah putih meningkat hingga 20.000/ul
- Dalam kasus parah : megakolon toksik, perforasi kolonik dan peritonitis
- Tinja lunak dan tak terbentuk atau diare basah (lebih dari tiga pengosongan dalam 24 jam) yang dapat berbau busuk atau berdarah secara kasat mata.

Tindakan Penanganan
- Hentikan penggunaan antibiotik penyebab pada pasien yang mengalami tanda-tanda ringan
- Di kasus yang lebih parah, metronidazole (flagyl) atau vancomycin (vancocin) merupakan terapi efektif; metronidazole yaitu medikasi yang lebih banyak dipilih. Pada 10% hingga 20% pasien, clostridium difficile dapat muncul kembali dalam 14 - 30 hari sehabis penanganan. Setelah 30 hari, masih diragukan apakah rekurensi ini merupakan relaps atau reinfeksi clostridium difficile. Jika metronidazole merupakan pengobatan awal, vancomycin takaran rendah dapat efektif
- Beri laktobasilus, saccharomyces boulardii dan vaksin biologis untuk mengembalikan tumbuhan intestinal normal
- Imunoglobulin I.V.bisa membantu bila nanah relaps.

Info artikel menarik lain silahkan baca Penyakit Sirosis. Untuk isu produk alkes lengkap silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.


0 Response to "Infeksi Clostridium Difficile"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel