Hamil Di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik)
Hamil diluar kandungan ialah sesuatu yang sangat ditakuti oleh para wanita. Ketika Ibu mengalami gejala kehamilan, ibarat terlambat haid, mual muntah dan hasil testpack pun positif, tetapi alih-alih mendeteksi keberadaan janin dalam rahim, dokter justru menemukan denyut kehidupan di luar rahim.
Betul sekali, kehamilan memang sanggup terjadi di luar kandungan, istilah medisnya kehamilan ektopik. Pada kehamilan yang normal, pertemuan antara sel telur dan sperma terjadi di jalan masuk telur. Setelah pembuahan terjadi, seharusnya hasil pembuahan ini berjalan menuju rongga rahim.
Tapi pada masalah hamil di luar kandungan, hasil pembuahan tidak sanggup mencapai rahim atau macet dan menetap di jalan masuk telur atau tempat lainnya dalam perut Ibu, contohnya di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur.
Otomatis, janin mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk bertahan hidup. Biasanya kehamilan di luar kandungan hanya sanggup bertahan 5-10 minggu. Kehamilan ibarat ini tidak sanggup diselamatkan sehingga sering terjadi keguguran. Namun, pada sejumlah kondisi kecil, pola pada kehamilan abdominal, ada juga janin yang sanggup bertahan hingga masa persalinan dan persalinannya dilakukan dengan cara sesar.
Pastinya, Ibu yang mengalami kehamilan ektopik butuh pertolongan medis secepatnya. Jika dibiarkan, kondisi ini sangat berbahaya dan sanggup mengancam nyawa Ibu lantaran kehamilan ektopik sanggup menjadikan perdarahan dalam rongga perut. Perdarahan dalam ini lebih berbahaya dibanding perdarahan luar.
Hamil ektopik menimpa sekitar 1% dari seluruh kehamilan. Sekitar 12% perempuan akan kembali mengalami kehamilan ektopik, dikala sebelumnya pernah mengalaminya. Kabar baiknya, perempuan akan subur kembali sesudah mengalami kehamilan ektopik. Hanya saja, biasanya perempuan yang mengalami kehamilan ektopik akan dilanda trauma berat. Akibatnya, 30% tidak ingin mengalami kehamilan kembali, dan sekitar 10% akan mempunyai persoalan kesuburan.
Infeksi Tuba Fallopi
Kehamilan ektopik sanggup disebabkan banyak sekali faktor. Namun, yang paling sering ialah : abses pada tuba fallopi (saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim) dan adanya kerusakan di jalan masuk telur yang menciptakan embrio tidak sanggup menuju ke rahim. Pada beberapa kasus, ada kemungkinan penyebabnya ialah kesalahan salah satu jenis hormon pengaturan yang berperan dalam hal ini, sehingga perjalanan hasil pembuahan tidak lancar alias mengalami hambatan.
Semua perempuan beresiko mengalami hamil diluar kandungan. Hanya saja, risiko hamil diluar kandungan meningkat pada Ibu yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, pernah mengalami operasi pembedahan pada tempat sekitar tuba fallopi, ada kelainan kongenital pada tuba fallopi, mempunyai riwayat PMS (penyakit menular seksual), dan risiko meningkat pada yang pernah pengguguran berulang.
Saat usia kehamilan mencapai 6-10 minggu, Ibu dengan kehamilan ektopik akan mengalami sakit mendadak pada salah satu panggul, perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi, nyeri yang sangat di tempat perut belahan bawah, hingga sanggup hingga pingsan, terlihat pucat, tekanan darah rendah namun denyut nadi meningkat.
Deteksi Dini
Sayangnya, tidak ada gejala khusus seorang Ibu mengalami kehamilan diluar kandungan. Di awal-awal kehamilan, gejala yang diperlihatkan sama dengan kehamilan normal pada umumnya, ibarat : terlambat menstruasi, morning sickness, dan pada tes kehamilan juga mengatakan tanda positif. Karena gejala yang begitu ibarat inilah, banyak Ibu hamil yang tidak menyadarinya.
Karena gejala kehamilan ektopik sama dengan kehamilan normal, maka kehamilan ektopik sulit dideteksi dengan hanya investigasi luar. Untuk itu dibutuhkan investigasi melalui USG (ultrasonografi), dari sini sanggup terlihat apakah ada yang berbeda di jalan masuk telur, apakah ada pendarahan dan janin ada di luar rahim.
Selain itu, deteksi kehamilan ektopik juga sanggup dilakukan dengan pengukuran kadar hormon kehamilan hCG (Human Chorionic Gonadotropin). Ibu yang mengalami kehamilan ektopik, kadar hCG-nya tidak mengalami peningkatan. Cara lainnya dengan laparoskopi atau pembedahan dengan sayatan kecil di belahan bawah perut untuk investigasi belahan dalam.
Embrio Diangkat
Karena hamil diluar kandungan sangat berisiko terhadap keselamatan Ibu, umumnya dokter akan mengambil keputusan untuk membatalkannya melalui operasi guna mengangkat embrio, sebagian atau keseluruhan jalan masuk telur yang pecah, dan dibersihkan hingga tak ada jaringan yang tertinggal.
Jika hanya salah satu jalan masuk telur yang diangkat, Ibu masih mempunyai kemungkinan untuk hamil kembali dan melahirkan normal. Sangat penting untuk mengkonsultasikannya kepada dokter atau bidan apabila Ibu tetapkan untuk hamil kembali. Lakukan konsultasi sebelum dan selama kehamilan guna menghindari bencana yang sama terulang dan menjaga kehamilan tetap berlangsung dengan baik hingga masa persalinan nanti.
Tapi jikalau kehamilan ektopik ini telah menciptakan kedua jalan masuk telur diangkat, tentu Ibu tak sanggup hamil kembali atau menjadi infertil. Pada kondisi ini, Ibu sangat membutuhkan derma Suami dan keluarga, ataupun teman bersahabat semoga sanggup pulih dan sanggup melewati kesedihan lantaran kehilangan janin atau jalan masuk telurnya. Di masa-masa yang sangat berat ini, sebaiknya Ibu tidak memendam kesedihan sendiri. Kehadiran Suami, terutama, sangat dibutuhkan untuk menguatkan mental Ibu.
0 Response to "Hamil Di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik)"
Post a Comment