Epistaksis (Mimisan)
Epistaksis atau mimisan yaitu merupakan gangguan primer atau dapat terjadi alasannya adanya kondisi penyebab. Epistaksis (mimisan) pada bawah umur biasanya berasal dari septum nasal anterior dan cenderung ringan. Pada orang remaja pendarahan ibarat ini paling sering berasal dari septum posterior dan dapat parah. Epistaksis dua kali lebih banyak terjadi pada bawah umur daripada orang dewasa.
Penyebab Epistaksis
- Infeksi akut atau kronis, contohnya sinusitis atau rinitis yang menjadikan kongesti dan hasilnya pendarahan dari pembuluh darah kapiler.
- Inhalasi zat kimiawi ke dalam badan yang mengiritasi mukosa nasal
- Polip
- Dekompresi mekanis mendadak (penyakit caisson) dan latihan berat
- Trauma alasannya penyebab eksternal atau internal : pukulan di hidung, bacokan di hidung, atau masuknya benda asing
Faktor Predisposisi
- Terapi antikoagulan
- Penggunaan aspirin pada basis kronis
- Diskrasia darah (hemofilia, purpula, leukemia, dan anemia)
- Telangiektasia hemoragis
- Penyakit hodgkin
- Hipertensi
- Gangguan neoplastik
- Demam reumatik
- Penyakit pembuluh sklerotik
- Skorbut
- Defisiensi vitamin K
Tanda dan Gejala Epistaksis
- Darah berwarna merah cerah yang keluar dari lubang hidung dan berasal dari hidung anterior
- Darah berwarna merah gelap atau cerah dari belahan belakang tenggorokan dan berasal dari hidung posterior (umumnya disalahartikan sebagai hemoptisis alasannya adanya ekspektorasi)
- Epistaksis menengah : pening, pusing, dan sedikit sulit bernapas
- Epistaksis parah : peresapan dibelakang septum nasal, ditelinga tengah dan di sudut mata
- Hemoragi parah (berlangsung lebih dari 10 menit sesudah ditekan) : hipotensi, denyut nadi cepat dan meloncat-loncat, dispnea, dan pucat, darah yang hilang dapat mencapai 1 L/jam pada orang dewasa.
Uji Diagnostik
- Pemeriksaan dengan sinar jelas dan spekulum nasal akan memilih lokasi pendarahan
- Studi darah yang mengatakan penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit secara sedikit demi sedikit umumnya tidak akurat jikalau dilakukan segera setelah Epistaksis terjadi alasannya adanya hemokonsentrasi
- Jumlah keping darah berkurang
- Waktu protombin dan waktu tromboplastin parsial mengatakan waktu koagulasi dua kali lebih cepat dari pada kontrol akhir gangguan pendarahan atau terapi antikoagulan
Tindakan Penanganan
- Pendarahan tidak boleh dengan menempelkan bola katun yang dipenuhi dengan epinefrin ditempat pendarahan, dengan tekanan eksternal, dan dengan kauterisasi memakai elektrokauteri atau batang nitrat perak (pendarahan anterior)
- Metode untuk mengontrol pendarahan posterior antara lain memasukkan kateter balon nasal, penyumbatan dengan kasa (dimasukkan melalui hidung), atau penyumbatan post nasal (dimasukkan melalui mulut)
- Antibiotik sempurna dipakai jikalau penyumbatan harus tetap di tempatnya selama lebih dari 24 jam
- Suplemen vitamin K diberikan untuk pendarahan parah
- Transfusi darah dan ligasi pembedahan atau embolisasi arteri yang berdarah dibutuhkan jikalau tindakan lokal gagal mengontrol pendarahan.
Info artikel menarik lain silahkan baca Epilepsi (Epilepsy), sedang untuk informasi alat kedokteran & alat kesehatan silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.
Penyebab Epistaksis
- Infeksi akut atau kronis, contohnya sinusitis atau rinitis yang menjadikan kongesti dan hasilnya pendarahan dari pembuluh darah kapiler.
- Inhalasi zat kimiawi ke dalam badan yang mengiritasi mukosa nasal
- Polip
- Dekompresi mekanis mendadak (penyakit caisson) dan latihan berat
- Trauma alasannya penyebab eksternal atau internal : pukulan di hidung, bacokan di hidung, atau masuknya benda asing
Faktor Predisposisi
- Terapi antikoagulan
- Penggunaan aspirin pada basis kronis
- Diskrasia darah (hemofilia, purpula, leukemia, dan anemia)
- Telangiektasia hemoragis
- Penyakit hodgkin
- Hipertensi
- Gangguan neoplastik
- Demam reumatik
- Penyakit pembuluh sklerotik
- Skorbut
- Defisiensi vitamin K
Tanda dan Gejala Epistaksis
- Darah berwarna merah cerah yang keluar dari lubang hidung dan berasal dari hidung anterior
- Darah berwarna merah gelap atau cerah dari belahan belakang tenggorokan dan berasal dari hidung posterior (umumnya disalahartikan sebagai hemoptisis alasannya adanya ekspektorasi)
- Epistaksis menengah : pening, pusing, dan sedikit sulit bernapas
- Epistaksis parah : peresapan dibelakang septum nasal, ditelinga tengah dan di sudut mata
- Hemoragi parah (berlangsung lebih dari 10 menit sesudah ditekan) : hipotensi, denyut nadi cepat dan meloncat-loncat, dispnea, dan pucat, darah yang hilang dapat mencapai 1 L/jam pada orang dewasa.
Uji Diagnostik
- Pemeriksaan dengan sinar jelas dan spekulum nasal akan memilih lokasi pendarahan
- Studi darah yang mengatakan penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit secara sedikit demi sedikit umumnya tidak akurat jikalau dilakukan segera setelah Epistaksis terjadi alasannya adanya hemokonsentrasi
- Jumlah keping darah berkurang
- Waktu protombin dan waktu tromboplastin parsial mengatakan waktu koagulasi dua kali lebih cepat dari pada kontrol akhir gangguan pendarahan atau terapi antikoagulan
Tindakan Penanganan
- Pendarahan tidak boleh dengan menempelkan bola katun yang dipenuhi dengan epinefrin ditempat pendarahan, dengan tekanan eksternal, dan dengan kauterisasi memakai elektrokauteri atau batang nitrat perak (pendarahan anterior)
- Metode untuk mengontrol pendarahan posterior antara lain memasukkan kateter balon nasal, penyumbatan dengan kasa (dimasukkan melalui hidung), atau penyumbatan post nasal (dimasukkan melalui mulut)
- Antibiotik sempurna dipakai jikalau penyumbatan harus tetap di tempatnya selama lebih dari 24 jam
- Suplemen vitamin K diberikan untuk pendarahan parah
- Transfusi darah dan ligasi pembedahan atau embolisasi arteri yang berdarah dibutuhkan jikalau tindakan lokal gagal mengontrol pendarahan.
Info artikel menarik lain silahkan baca Epilepsi (Epilepsy), sedang untuk informasi alat kedokteran & alat kesehatan silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.
0 Response to "Epistaksis (Mimisan)"
Post a Comment