Guillain Barre Sindrom

Guillain Barre Sindrom yang juga dikenal sebagai polineuritis menular, sindrom landry-guillain barre, dan polineuritis idiopatik akut, merupakan bentuk fatal dari polineuritis yang berkembang cepat dan menimbulkan pelemahan otot dan kehilangan sensorik distal ringan.
Sindrom ini dapat muncul di usia berapapun tetapi paling sering di alami antara usia 30 hingga 50 tahun, muncul pada laki-laki maupun wanita, dan menyerang sekitar 2 dari 100.000 orang.




Rangkaian klinis dari Guillain Barre Sindrom dibagi menjadi tiga fase adalah :
1. Fase awal yang dimulai ketika pasien mengalami tanda-tanda definitif pertama dan berakhir 1 hingga 3 ahad kemudian. Tidak terlihat adanya deteriorasi selanjutnya
2. Fase stabil (plateau) berlangsung dari beberapa hari hingga 2 minggu.
3. Fase penyembuhan diyakini bertepatan dengan remielinasi dan pertumbuhan kembali proses aksonal. Fase ini berlangsung selama 4 hingga 6 bulan. Penderita penyakit parah dapat membutuhkan waktu hingga 2 tahun untuk sembuh dan penyembuhan dapat jadi tidak menyeluruh.
Komplikasi signifikan Guillain Barre Sindrom meliputi gagal ventilatorik mekanis, pneumonia aspirasi, sepsis, kontraktur sendi, dan trombosis vena dalam. Keterlibatan sistem saraf otonomik yang tidak dapat dijelaskan dapat menimbulkan takikardia atau bradikardia sinus, hipertensi, hipotensi postural, dan hilangnya kontrol kandung kemih dan usus.

Penyebab Guillain Barre Sindrom
- Kemungkinan respons imun termediasi sel dan disertai serangan saraf periferal sebagai respons pada virus yang menimbulkan demielinasi segmental saraf periferal

Faktor Predisposisi
- Penyakit hodgkin atau beberapa penyakit ganas lain
- Rabies atau vaksinasi flu babi
- Riwayat terbaru mengenai penyakit febril minor, biasanya abses traktus respiratorik atas atau gastroenteritis.
- Pembedahan
- Lupus eritematosus sistemik
- Penyakit akhir virus

Tanda dan Gejala Guillain Barre Sindrom
- Anoreksia
- Disfagia atau disartria dan melemahnya otot yang disuplai saraf kranial XI (saraf asesori tulang belakang)
- Diplegia fasial, dapat disertai oftalmoplegia (paralisis okular)
- Hipotonia
- Pelemahan otot yang dapat terbatas di saraf kranial (di tipe ringan)
- Pelemahan otot, awalnya di kaki (pada tipe naik) dan menyebar ke lengan dan saraf fasial dalam 24 hingga 72 jam, awalnya di lengan (tipe menurun)
- Parestesia yang mendahului pelemahan otot dan lenyap dengan cepat
- Kehilangan fungsi sensorik dan motorik secara simultan
- Kaku dan nyeri dalam bentuk "charley horse" (kaku kejang pada kaki dan lengan)

Uji Diagnostik
- Beberapa hari sesudah serangan tanda dan gejala, kadar protein cairan serebrospinal (cerebrospinal fluid-CSF) mulai naik, memuncak dalam 4 hingga 6 minggu, dapat disebabkan oleh penyakit inflamatorik akar saraf yang menyebar luas
- Jumlah sel darah putih CSF masih normal tetapi di penyakit parah tekanan CSF dapat naik melebihi normal
- Jumlah sel darah putih memperlihatkan leukositosis dengan adanya bentuk tidak matang ketika penyakit masih di tahap awal, tetapi hasil studi darah kembali ke normal dengan cepat
- Elektromiografi dapat memperlihatkan pembakaran unit motorik yang sama secara berulang, bukanya stimulasi seksional yang menyebar luas
- Pengujian elektrofisiologis dapat memperlihatkan kecepatan konduksi saraf yang melambat dan terlihat jelas

Tindakan Penanganan
- Intubasi elektrotrakeal (ET) atau trakeotomi diharapkan bagi pasien yang mengalami kesulitan membersihkan sekresi
- Ventilasi mekanis diharapkan jikalau pasien mengalami kesulitan respiratorik
- Prednisone takaran percobaan dapat diberikan jikalau rangkaian penyakit berkembang dengan ganas. Jika prednisone tidak memperlihatkan kemajuan kasatmata sesudah 7 hari, hentikan penggunaan obat ini
- Plasmaferesis berkhasiat ketika fase awal tetapi tidak memperlihatkan manfaat jikalau mulai diberikan 2 ahad sesudah serangan
- Imunoglobulin I.V.dosis tinggi dapat diberikan untuk mengurangi respons autoimun tetapi harus mulai diberikan sesegera mungkin semoga dapat berefek
- Pemantauan elektrokardiogram secara terus menerus diharapkan untuk mengidentifikasi aritmia kardiak. Propranolol (indural) diberikan untuk menangani takikardia dan hipotensi; atropine (sal-tropine) diberikan untuk menangani brakikardia; dan penggantian volume dilakukan untuk menangani hipotensi.

Info artikel menarik lain silahkan baca Granulositopenia & Limfositopenia, sedang untuk info Alat Kedokteran & Kesehatan silahkan kunjungi www.duniaalatkedokteran.com.

0 Response to "Guillain Barre Sindrom"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel