7 Kiat Bangkit Subuh
Bangun shubuh teramat berat bagi sebagian orang. Adakah kiat-kiat untuk berdiri Shubuh?
Ada beberapa kiat yang bisa membantu kaum muslimin untuk gampang berdiri Shubuh:
1- Takwa dan perhatian dengan waktu shalat.
Orang yang bertakwa tentu akan dimudahkan urusannya termasuk dalam melaksanakan shalat Shubuh. Begitu pula kalau seseorang perhatian dengan waktu Shalat, maka itu akan jadi kebiasaan dia. Layaknya anak kecil yang dijanjikan untuk pergi tamasya, tentu saja ia akan berdiri sebelum waktu yang ditetapkan meskipun tidak ada yang akan membangunkannya.
2- Tidur di awal malam dan tinggalkan begadang
Ada yang mengetahui dengan detail batas waktu kapan ia harus tidur biar sanggup berdiri Shubuh. Jika melampaui batas waktu tersebut, ia niscaya akan ketinggalan shalat, maka dalam kondisi ini ia dihentikan begadang hingga melewati batas waktu yang sanggup menyebabkanya jatuh ke dalam kelalaian dalam menunaikan kewajiban ini.
Perlu diketahui bahwa begadang tanpa ada kepentingan dibenci oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diriwayatkan dari Abi Barzah, ia berkata,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ الْعِشَاءِ وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum shalat ‘Isya dan ngobrol-ngobrol setelahnya.” (HR. Bukhari no. 568)
Ibnu Baththol menjelaskan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak suka begadang sehabis shalat ‘Isya alasannya yaitu ia sangat ingin melaksanakan shalat malam dan khawatir kalau hingga luput dari shalat shubuh berjama’ah. ‘Umar bin Al Khottob sampai-sampai pernah memukul orang yang begadang sehabis shalat Isya, ia mengatakan, “Apakah kalian kini begadang di awal malam, nanti di tamat malam tertidur lelap?!” (Syarh Al Bukhari, 3: 278).
3- Menggunakan alat-alat pengingat ibarat pada jam tangan atau pada handphone.
4- Membiasakan tidur dan berdiri di waktu yang sama setiap hari.
Agar terbiasa berdiri Shubuh, maka harus dipaksakan di awal dan terus dibiasakan sehabis itu. Karena kalau sudah ada ritme tidur dan bangun, niscaya akan gampang berdiri Shubuh meski tidak menggunakan weaker atau alarm.
5- Tidur di ganjal yang memudahkan proses bangun.
Terkadang seseorang terpaksa harus bergadang alasannya yaitu suatu tuntutan, hingga ia merasa tidak akan sanggup berdiri pada waktu shalat, maka solusinya yaitu dengan merubah ganjal tidur, contohnya tidur di atas lantai tanpa alas, atau tanpa bantal di luar kamar tidurnya, dan begitu seterusnya selalu melaksanakan perubahan-perubahan yang sanggup mengusir tidur yang nyenyak dan sanggup meringankan proses bangun.
6- Menjaga moral Islami sebelum tidur.
a- Tidurlah dalam keadaan berwudhu.
Hal ini menurut hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
“Jika kau mendatangi daerah tidurmu maka wudhulah ibarat wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
b- Tidur berbaring pada sisi kanan.
Hal ini menurut hadits di atas. Adapun keuntungannya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam biar seseorang tidak kesusahan untuk berdiri shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berkhasiat bagi tubuh (namun menciptakan seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1: 321-322).
c- Meniup kedua telapak tangan sambil membaca surat Al Ikhlash (qul huwallahu ahad), surat Al Falaq (qul a’udzu bi robbil falaq), dan surat An Naas (qul a’udzu bi robbinnaas), masing-masing sekali. Setelah itu mengusap kedua tangan tersebut ke wajah dan belahan tubuh yang sanggup dijangkau. Hal ini dilakukan sebanyak tiga kali. Inilah yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh istrinya ‘Aisyah.
Dari ‘Aisyah, beliau radhiyallahu ‘anha berkata,
كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ) وَ ( قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ) ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di daerah tidur di setiap malam, ia mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian ia mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang bisa dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh belahan depan. Beliau melaksanakan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017). Membaca Al Qur’an sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini lebih bermanfaat bagi hati daripada mendengarkan alunan musik klasik sebelum tidur.
d- Membaca ayat dingklik sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskan saya menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang tiba mencuri makanan namun saya merebutnya kembali, kemudian saya katakan, “Aku niscaya akan mengadukan kau kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan dilema ini. Selanjutnya orang yang tiba kepadanya tadi berkata, “Jika kau hendak berbaring di atas daerah tidurmu, bacalah ayat Al Kursi alasannya yaitu dengannya kau selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan sanggup mendekatimu hingga pagi”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu setan”. (HR. Bukhari no. 3275)
e- Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
Dari Hudzaifah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, ia mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah saya mati dan saya hidup).’ Dan apabila berdiri tidur, ia mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sehabis mematikan kami, dan kepada-Nya lah daerah kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)
Masih ada beberapa dzikir sebelum tidur lainnya yang tidak kami sebutkan dalam goresan pena kali ini. Silakan menelaahnya di buku kami sebelumnya Dzikir Pagi Petang yang di dalamnya disertai dengan dzikir sebelum tidur.
7- Meminta tolong pada Allah biar diberi akomodasi untuk berdiri Shubuh.
Segalanya menjadi gampang dengan pemberian Allah termasuk dikala seseorang bertekad besar lengan berkuasa untuk berdiri Shubuh. Dan mustahil Allah membiarkan do’a kita begitu saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“Sesunguhnya Rabb kalian tabaroka wa ta’ala Maha Pemalu lagi Maha Mulia. Dia aib terhadap hamba-Nya, kalau hamba tersebut menengadahkan tangan kepada-Nya , kemudian kedua tangan tersebut kembali dalam keadaan hampa.” (HR. Abu Daud no. 1488 dan Tirmidzi no. 3556. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini shahih)
Hanya Allah yang memberi taufik untuk gampang berdiri Shubuh.
0 Response to "7 Kiat Bangkit Subuh"
Post a Comment