Autisme


Anak autis merupakan individu yang mengalami kendala perilaku. Autis berasal dari bahasa yunani (authos) yang berarti sendiri. Istilah ini dipakai lantaran anak autis cenderung penyendiri dan tidak perduli dengan lingkungan sekitar.

Autisme merupakan salah satu gangguan tumbuh kembang anak, yang merupakan sekumpulan tanda-tanda akhir adanya kelainan saraf-syaraf tertentu yang menimbulkan terganggunya fungsi otak, sehingga terganggunya kemampuan interaksi sosial, kemampuan berkomunikasi, penyimpangan sikap dan terganggunya kemampuan sensorik (penginderaan).

Gangguan interaksi sosial pada autisme ialah ketidak mampuan berinteraksi dengan orang lain termasuk kesadaran berbagi, bergiliran, atau melaksanakan perintah. Anak autis mengalami kesulitan hubungan memberi dan mendapatkan dalam interaksi dengan orang disekitarnya.

Gangguan komunikasi yaitu terganggunya respon berinteraksi melalui bahasa atau kegagalan berkembangnya fungsi komunikasi pada otak. Anak autis sanggup saja berbicara, namun seringkali tanpa tujuan, reaksi dan poin yang terperinci terhadap lingkungannya, sehingga tampak ibarat hanya mengoceh tanpa makna saja.

Gangguan sikap terjadi di mana pengidap autisme hanya tertarik pada aktifitas mentalnya sendiri, tertarik dan asyik secara berlebihan kepada suatu objek, biasanya berperilaku berulang-ulang (repetisi) pada gerakan yang sama dalam beberapa waktu.

Autisme sanggup disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya ialah kelainan genetik, kelainan anatomis otak semenjak dalam kandungan, terkotori logam berat dan jat aditif, adanya gangguan sistem pencernaan, kacaunya sistem interpretasi sensorik pada otak kecil.

Anak autis mengalami kesulitan untuk fokus pada stimulasi lingkungan contohnya panggilan kepada namanya, akan tetapi akan terlalu fokus pada suatu hal yang menurutnya menarik saja, dan akan sangat sulit untuk dialihkan perhatiannya.

Pencegahan autisme sanggup diupayakan semenjak masa kehamilan, terutama pada trimester pertama. Hindari polusi sedapat mungkin lantaran bisa mengandung logam berat. Misalnya polutan asap kendaraan, minuman kaleng, kosmetik yang mengandung merkuri. Hindari lingkungan yang kotor yang sanggup menebarkan banyak sekali virus dari binatang peliharaan dan sebagainya. Hindari makanan yang berpengawet. Memilih asupan yang alami dan sehat ialah lebih baik. Jaga kesehatan dan teladan makan semoga terhindar dari diare atau alergi. Hidari aktifitas yang bisa memicu gangguan fisik kandungan ibarat benturan dan sebagainya.

Makanan juga seringkali tidak disadari menjadi pemicu autisme. Hindari makanan yang mengandung banyak protein terigu, protein susu sapi, makanan berpengawet, ber-MSG, bumbu instan yang mungkin terkotori melalui proses industri

Bila autisme sanggup dideteksi semenjak dini dan dilakukan penanganan yang sempurna dan intensif, anak autis sanggup hidup lebih baik mendekati belum dewasa normal lainnya. Yang penting ketekunan dan kesabaran kita membesarkannya didasari oleh kasih sayang dan cinta yang tanpa batas.

0 Response to "Autisme"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel