Solusi Terbaik! Cara Mengatasi Anak Tantrum

Belum usang ini saya jalan bersama abang dan anaknya di sebuah minimarket. Saat kami melewati kotak pendingin market, Nasywa berteriak serta mulai meratap disana. Dia memelas, "aku mau es krim!", namun ibunya melarang bahkan dengan hening berkata "tidak".


Di kawasan lain, Nasywa mulai merengek dan menangis minta beli mainan, namun sekali lagi saya mendengar kakakku perlahan berkata, "Tidak sayang, Tidak ya sebab kita harus membeli apa yang ada di daftar ini."


Jujur saya terkesan oleh perintah lewat bahasa positif untuk melarang anak dengan cara berkata 'tidak' dengan pola kalimat positif tersebut.


Kemudian dengan kekaguman tersebut saya berkata ke abang "kamu sabar banget menghadapi anak ya." melalui bahasa berunsur positif beliau menjawab "... tadi yang dilihat bergotong-royong saya sedang mendidik diriku bukan anakku,,,."


Belum usang ini saya jalan bersama abang dan anaknya di sebuah minimarket Solusi Terbaik! Cara Mengatasi Anak Tantrum


Tanda orang renta yang hebat


Saya pernah menulis perihal parenting orangtua, dimana “Tanda dari orangtua yang jago bukanlah sikap anak. Tanda dari orang renta yang benar-benar jago yaitu sikap orangtua." Dari insiden tadi menggambarkan dengan baik seorang ibu mengelola emosinya sendiri meskipun ia mempunyai sikap tantrum yang kecil.


Saya merasa itu lucu bahwa kakakku berbicara pada dirinya sendiri, tetapi kemampuannya untuk menenangkan diri dan bersikap baik tetapi tegas dengan batas-batasnya, yaitu persis banget hal yang ingin saya capai sebagai orang tua.


Tantrum sanggup menjadi pengalaman merangsang emosi yang berpengaruh dan membuat frustrasi bagi semua orang. Ini sanggup membantu untuk mempunyai beberapa perspektif sehingga kita sanggup mengikuti pola perkara itu untuk tetap tenang; baik tapi tegas. Penting untuk mempunyai pemahaman fundamental perihal apa yang benar-benar menimbulkan kemarahan belum dewasa kita. Memahami yaitu kunci untuk welas asih, kebijaksanaan, dan perubahan positif.

Memahami anak yaitu kunci untuk welas asih, kebijaksanaan, serta perubahan positif



Dapatkan Beberapa Perspektif. Mengapa belum dewasa membuat ulah?


Jika Anda benar-benar berhenti memikirkan apa yang menimbulkan tantrum pada anak, Anda sanggup memperoleh banyak wawasan dengan mempertimbangkan fase apa yang mendorong amukan orang dewasa. Atau tanyakan pada diri sendiri apa yang menimbulkan tantrum Anda? Kita jarang mengacu pada ledakan frustrasi atau kemarahan sebagai temper tantrum, tetapi satu-satunya perbedaan utama yaitu bahwa kebanyakan dari kita telah berguru beberapa teknik untuk mengelola tindakan dengan cara yang lebih sesuai secara sosial, bahkan ketika gelombang emosi negatif yang berpengaruh itu muncul.


Beberapa perspektif faktor penyebab anak temper tantrum menyerupai faktor:
  • Apa yang diinginkan tidak sesuai dengan apa yang didapat dalam kenyataan.
  • Mereka mencicipi kurangnya kontrol.
  • Dia berjuang untuk mengekspresikan apa yang ingin dikomunikasikan dengan cara lain.
  • Anak-anak mencari perhatian yang mereka rasa tidak mendapatkannya.
  • Keterampilan mereka tidak sesuai dengan kebutuhannya.
  • Mereka mengalami beberapa faktor negatif. (Lelah, sakit, lapar, tidak terhubung, tahap perkembangan, regulasi diri yang jelek dari emosi dan kontrol impuls, dll.)



Perbaikan termudah hanya membuatnya lebih buruk.


Cara termudah untuk menghentikan juga mencegah terjadinya tantrum lagi, tetapi yang paling tidak efektif dalam mengajar belum dewasa kita untuk mengatur emosi mereka, menenangkan diri, menunda kepuasan dan berkomunikasi dengan cara yang sehat, yaitu mengalah atau mengikuti pintanya. Terkadang kita merasa menyerupai teknik "berhasil" sebab sikap pribadi berhenti. Itulah mengapa orangtua dihentikan mengukur keberhasilan pengasuhannya (parenting) dengan ciri sikap anak-anak, tetapi sikap kita sendiri. Memberi tuntutan tantrum tdak memecahkan atau mengubah siklus yang sedang berlangsung. Melainkan berkontribusi pada siklus negatif jangka panjang.


Ini berlaku juga pada temper tantrum pada anak usia dini tanpa maupun harus diatasi dengan terapi tantrum. Karena karakteristik pada anak dengan tanda-tanda temper tantrum mesti dikenali semenjak dini dengan begitu aksara tersebut akan mempunyai siklus positif.



Jadi apa yang harus dilakukan orangtua?


Tantrum sanggup memicu banyak hal pada orang renta dan seringkali sanggup memunculkan hal terburuk bagi diri kita. Kaprikornus perlu beberapa cara simpel untuk mengatasi juga mengintervensi tantrum dengan memperpendek tanda-tanda dari tantrum serta membangun siklus pertumbuhan yang sehat untuk anak bahkan diri sendiri dalam jangka panjang.


Berikut ini solusi terbaik sebagai cara mengatasi untuk mencegah atau mengurangi dampak dari tantrum juga membuat siklus positif dari regulasi serta komunikasi emosional nantinya. Cara dan solusinya


1. Buat rencana bersama.


Ajukan pertanyaan seperti, “Apa yang membantu Anda tenang? hal yang bisa dilakukan untuk membantu menenangkan diri dan menuntaskan masalah? Lakukan tukar pendapat dan berkolaborasi bersama antara bunda dan ayah kemudian buat rencana yang sanggup disetujui bersama. Tuliskan dan poskan di suatu kawasan di rumah di mana Anda berdua bisa melihatnya.


2. Bagikan Kontrol Lainnya.


Lepaskan hal-hal yang tidak penting, tetapi hanya problem kekuasaan. Cobalah untuk menyampaikan ya lebih banyak dan tidak kurang. Hidupkan tidak menjadi ya. Daripada berkata, "Tidak, kau tidak bisa bermain di luar. kau belum membersihkan mainanmu di dalam menyerupai yang ibu katakan," ada baiknya katakan sesuatu seperti," Ya, kau bisa bermain di luar segera setelah mainan kau dibersihkan di dalam. Apakah kau membutuhkan dukungan atau apakah kau ingin membersihkannya sendiri? ”Berikan pilihan kepada anak kapan pun Anda bisa, tetapi jaga pilihannya tetap sederhana. Intinya yaitu menemukan cara untuk membuatkan kontrol ke tingkat yang sanggup mereka tangani.


3. Biarkan konsekuensi alami terjadi.


Tidak perlu menghukum anak untuk setiap lisan emosinya yang tidak pantas. Tetapi dalam perjalanan konsekuensi alami tantrum suatu ketika sanggup terjadi. Mereka mungkin kehilangan sesuatu dan itu tidak apa-apa. Bukan problem bila mereka kesal perihal itu juga. Contohnya, putri saya telah beberapa kali, sempurna di sekitar waktu tidur, ketika beliau murka hingga mengamuk. Kami telah mencoba membagi kontrol dan merujuk pada keterampilan yang telah beliau pelajari dengan menghiburnya, tetapi pada akhirnya, beliau tetap ngamuk. Dia hanya butuh waktu untuk membiarkan dirinya memproses situasi dan menenangkan diri, jadi itulah yang kami perbolehkan untuk beliau lakukan. Konsekuensinya, sepanjang waktu beliau mengamuk, beliau kehilangan dongeng sebelum tidur. Ketika beliau jadinya tenang, beliau telah melewatkan dongeng dan sudah waktunya untuk tidur. Bohong bila saya menyampaikan bahwa tidak ada lagi air mata ketika ia menemukan bahwa beliau telah melewatkan waktu cerita. Tapi air mata ini bukan murka dan sedih, yang membuat kami sanggup berempati dan menghiburnya. Membiarkan konsekuensi-konsekuensi alami menyerupai ini kadang kala sulit terjadi begitu saja, tetapi membantu belum dewasa kita memahami tatanan alami dari banyak sekali hal dan imbas emosi dan tingkah lakunya terhadap kehidupannya dan orang lain.


4. Dekatkan hubungan kembali.


Baik sebelum dan sehabis tanda-tanda tantrum, luangkan waktu untuk terhubung dengan anak Anda. Jalin keakraban lebih dekat dengan hubungan kembali serta jangan pernah ada keraguan untuk menawarkan cinta dan kasih sayang.


Tantrum sanggup benar-benar mensugesti kita dan anak-anak. Namun, cara ini sanggup membantunya mengatasi emosi yang berpengaruh dan mendidik anak ke arah yang lebih baik dari waktu ke wkt.


Sebelum mendidik anak tersebut. pastikan juga lakukan pendekatan dengan bertanya:

  • Apakah interaksi saya dengan anak saya mengajarkan kepadanya keterampilan dan nilai-nilai yang benar-benar beliau butuhkan untuk mengelola emosinya dan menghadapi amarahnya?
  • Apakah tindakan saya sebelumnya, selama dan setelah tanda-tanda tantrum membangun hubungan kami dan membiarkan anak saya mempercayai saya atau sebaliknya?
  • Apakah saya mengelola emosi saya sendiri dan menantang diri sendiri untuk meningkatkan respons saya sendiri terhadap situasi dan amukan yang sulit?


Dengan begitu orangtua akan yakin bahwa apa yang dilakukannya sanggup mempromosikan siklus regulasi dan komunikasi yang sehat. Tantrum tidak akan bertahan selamanya. Kita sanggup memberi belum dewasa kita keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi tuan dari diri mereka sendiri dan untuk terus membangun cinta melalui peluang yang ada.

Demikian "Solusi Terbaik, Cara Mengatasi Anak Tantrum" semoga bermanfaat.


Lihat Juga:

0 Response to "Solusi Terbaik! Cara Mengatasi Anak Tantrum"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel