Menghindari Penularan Abses Ibu Hamil Ke Janin
Ini yang perlu dilakukan ibu hamil ketika terserang hepatitis, cacar air, TB atau penyakit infeksi lainnya. Kekhawatiran bahwa penyakit abses yang diderita ibu hamil sanggup menular yaitu hal yang wajar. Bagaimanapun kehidupan janin masih sangat bergantung pada ibu. Mulai masakan dan sirkulasi darah, semua berasal dari ibu lewat ketuban ataupun anutan darah. Karena itulah penularan penyakit yang dialami ibu hamil pada janin biasanya terjadi secara intrauterin (dalam kandungan).
Idealnya, tentu ibu hamil jangan hingga terkena penyakit infeksi, namun tak ada salahnya mengetahui penyakit apa saja yang berisiko menular ke janin. Tujuannya bukan untuk menciptakan khawatir, tapi justru untuk meningkatkan kepedulian ibu biar mau menjalani hidup sehat, terutama ketika hamil.
Berikut ini yaitu beberapa abses yang mungkin terjadi pada ibu hamil dan beserta penjelasannya :
Varisela (cacar air / chickenpox)
Infeksi akut ini disebabkan virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa (selaput lendir kulit). Bila ketika terkena usia kandungan ibu di atas 20 minggu, umumnya cacar air tidak akan menimbulkan gangguan serius pada calon bayi.
Namun untuk kandungan di bawah 20 minggu, cacar air bisa mengakibatkan abses kongenital varisela (kelainan bawaan) yang diturunkan pada bayi. Seperti, kelainan pada otot dan tulang, kelainan pada tungkai kaki dan tangan, dan ketidaknormalan penglihatan. Cacar air juga meningkatkan risiko keguguran atau bayi lahir terinfeksi sehingga tampak bintik-bintik cacar pada badan atau tampak lesi-lesi di wajahnya.
Saran : Segera konsultasikan pada dokter. Pengobatan antivirus yang kondusif bagi janin umumnya diberikan untuk memperingan penyakit serta mencegah penyebaran virus. Vitamin menyerupai B kompleks dan E sanggup diresepkan demi meningkatkan daya tahan badan ibu. Dapat juga diberikan bedak tertentu untuk mengurangi rasa gatal di kulit.
Tuberkulosis (TB)
Tuberkulosis jarang ditularkan melalui intrauterin (dalam kandungan). Jadi, amat sedikit perkara TB kongenital pada janin. Penularan TB umumnya lewat udara / droplet (percikan ludah pengidap), maka kemungkinan besar justru ibu menularkannya pada bayi sehabis dilahirkan. Misal, lantaran menyusui tidak memakai masker.
Saran : Obat-obatan tuberkulosis hendaknya dikonsultasikan pada dokter biar kondusif dan tidak menimbulkan efek pada janin hingga ia dilahirkan. Pengobatan TB tetap dilakukan sehabis ibu melahirkan. Pencegahan selanjutnya pada bayi yaitu dengan pertolongan imunisasi BCG sehabis lahir.
Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Penularan sanggup terjadi pada janin kalau ibu hamil mengidap hepatitis A, B, C atau E. Penularan sanggup juga lewat darah dan selaput lendir ketika bayi telah dilahirkan.
Saran : Ibu yang diketahui terkena abses Hepatitis B, harus segera mengkonsultasikan pada dokter. Umumnya dalam waktu 24 jam sehabis bayi dilahirkan dari ibu dengan HbSAg positif, bayi akan diberikan imunisasi hepatitis B dan imunisasi pasif dengan pertolongan immunoglobulin Hepa B. Pemberian imunisasi ini untuk meminimalkan kejadian hepatitis B pada bayi. Selain imunisasi, ditingkatkan pula imunitas badan bayi lewat pertolongan ASI. Untuk hepatitis jenis lain belum tersedia vaksinasinya.
Malaria
Sebenarnya penyakit ini semakin jarang ditemui, kecuali di beberapa kawasan di indonesia timur.
Penyakit malaria ini disebabkan oleh parasit. Saat terkena malaria, ibu mengalami daya tahan yang menurun, tubuhnya demam, mengalami anemia, hipoglikemia, dan lainnya. Dampaknya sanggup berat bagi kondisi ibu dan juga janin. Risikonya sanggup terjadi keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah.
Saran : Konsultasikan pada dokter. Umumnya akan diberikan obat-obatan antimalaria yang kondusif buat ibu hamil dan janin.
Cytomegalovirus / CMV
Ibu hamil biasanya diketahui terkena CMV ketika investigasi kehamilan menyerupai ada riwayat keguguran atau pernah memiliki anak dengan kelainan. Sulit membedakan abses CMV dengan influenza lantaran gejalanya hampir sama, menyerupai demam ringan, nyeri otot, dan pusing. Virus CMV sanggup ditemui pada urine janin di usia kehamilan 20 ahad melalui investigasi amniosentesis. Hasil lebih maksimal kalau jumlah cairannya lebih dari 20.000 ml.
CMV sanggup mengakibatkan kelainan kongenital pada bayi, menyerupai gangguan mata, pendengaran, susunan saraf sentra atau serebral, otaknya kecil (mikrosefali), dan sebagainya.
Saran : Pengobatan CMV sama dengan pengobatan pada abses virus lainnya, yaitu dengan meningkatkan daya tahan badan dan mencegah penularan penyakit. Untuk itu imunitas ibu hamil perlu ditingkatkan dengan masakan yang bergizi, istirahat cukup, memperhatikan kebersihan dan sanitasi lingkungan. Obat-obatan juga diberikan yang kondusif bagi kehamilan.
Infeksi Chlamydia
Penyakit yang disebabkan kuman Chlamydia Trachomatis ini ditularkan melalui kekerabatan seksual. Gejalanya, ibu mengalami abses susukan kemih atau sering keputihan.
Skrining awal sanggup dilakukan dengan investigasi darah serologi Chlamydia (IgG dan IgM Chlamydia). Infeksi ini sanggup menimbulkan dilema pada janin terutama ketika dilahirkan lantaran penularannya melalui selaput lendir / mukosa di vagina. Efeknya pada janin sanggup terjadi gangguan pada mata, nasofaring, dan paru-paru yang sanggup mengakibatkan pneumonia.
Saran : Pemberian obat-obatan yang kondusif bagi kehamilan sehingga meminimalkan tertularnya pada bayi ketika dilahirkan.
Toksoplasma
Penyebabnya benalu Toksoplasma Gondii. Umumnya abses ini terdeteksi lewat skrining TORCH.
Toksoplasma yang menyerang di trimester awal kehamilan sanggup menjadikan keguguran. Bila di trimester 2-3, ada risiko janin mengalami kecacatan, menyerupai kelainan bawaan pada susunan saraf pusat, hidrosefalus, makrosefalus, dan gangguan pendengaran.
Saran :
- Hindari masakan yang tidak dimasak atau daging yang tidak matang lantaran benalu Toksoplasma Gondii sanggup ditularkan lewat masakan tersebut.
- Cuci higienis semua alat makan dan minum dan simpan di tempat tertutup rapat biar tidak terkena kotoran.
- Tindakan medis untuk Toksoplasmosis yaitu dengan pertolongan obat-obatan yang kondusif bagi janin. Seperti antitoksoplasma sebelum hamil dan di ketika hamil.
- Tanpa adanya penanganan medis, toksoplasma sanggup mengakibatkan kelainan pada janin. Ibu harus diinformasikan segala kemungkinan akibatnya namun sesedikit mungkin hindari pengguguran / penghentian kehamilan.
Jika anda membutuhkan warta lebih lanjut mengenai dilema seputar ibu hamil, silahkan kunjungi situs berikut ini ... PANDUAN LENGKAP UNTUK IBU HAMIL.
0 Response to "Menghindari Penularan Abses Ibu Hamil Ke Janin"
Post a Comment