Cara Mengenalkan Kebudayaan Melalui Pendidikan Anak

Cara Mengenalkan Kebudayaan melalui Pendidikan AnakPendidikan psikologis terhadap anak bukan hanya bisa dilakukan dengan pola pengajaran yang berkaitan dengan teori pendidikan secara formil akan tetapi pendidikan dan membangun huruf anak bisa juga dilakukan dengan penanaman kebudayaan semenjak dini.


Kebudayaan merupakan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, aturan serta watak istiadat. Perlu diketahui bahwa pendidikan anak tidak bisa lepas dari kebudayaan, alasannya ialah melalui  budayalah huruf anak sanggup terbentuk. Sebenarnya kebudayaan mempunyai bantuan sangat besar dalam dunia pendidikan terutaman anak usia dini, dan sangat tidak salah bila dahulu menteri kebudayaan menjadi satu dengan pendidikan. Akan tetapi untuk dikala ini, banyak kebudayaan-kebudayaan kawasan yang sekarat dan hanya berkutat kepada pertanyaan siapa yang melestarikan kebudayaan di generasi selanjutnya.


Hal ini bisa terjadi alasannya ialah kebudayaan sudah bergeser menjadi objek dan bukan lagi menjadi subjek atau kepingan hidup dari individu. Kebudayaan meliputi keluarga, masyarakat sampai lingkungan sosial, dan kebudayaan menjadi sesuatu yang sangat langka dalam artian bahwa kebudayaan leluhur sudah tergeser dengan kebudayaan modern dan atau bahkan lenyap oleh kebudayaan lain. Kebudayan tidak serta merta lahir dengan sendirinya, akan tetapi kebudayaan mempunyai kaitan yang sangat bersahabat dengan bagaimana kita mendidik generasi kita dengan memperkenalkan dasar-dasar dari kebudayaan leluhur negeri ini.


Kebudayaan leluhur tidak akan dikenal oleh genersi yang akan datang, bila kita sendiri tidak memperkenalkan kebudayaan tersebut kepada lingkungan yang terkecil terlebih dahulu dan lingkungan terkecil terebut ialah keluarga. Sangat penting memperkenalkan kebudayanaan pada keluarga terutama kepada anak.  Jika kita kembali melihat bagaimana kini kebudayaan negeri ini sudah kurang diminati oleh sebagian besar generasi bangsa ini, maka kiprah kitalah sebagai orang bau tanah kembali menanamkan pendidikan kebudayaan kepada anak semenjak usia dini. Umumnya kita hanya mengandalkan pihak pendidik di luar lingkungan keluarga, ibarat sekolah untuk memperkenalkan kebudayaan leluhur kepada anak.


Kebudayaan dalam pendidikan anak sudah seharusnya menjadi kiprah orang bau tanah untuk memperkenalkan kebudayaan yang seiring waktu sudah mulai memudar. Keberadaan individu gotong royong tidak bisa dilepaskan begitu saja dari akar budaya masing-masing, Makara setiap individu sudah seharusnya mewakili budaya lokal dari individu tersebut. Akar-akar tersebuta akan menjadi lebih kokoh bila kita sebagai orang bau tanah bisa membibit dasar kebudayaan kita kepada anak kita.


Dalam menyambut hari kelahiran pancasila yang untuk pertama kalinya pada tahun 2017 diberlakukan libur nasional, segaja penulis mengangkat goresan pena wacana mengenalkan kebudayaan melalui pendidikan anak. Dengan perbedaan terutama perbedaaan kebudayaan-lah yang gotong royong mempersatukan setiap kawasan serta individu-individu kita, tidak sedikit kita menemukan sebuah keluarga menyatu dari latar belakang budaya yang berbeda, ibarat kita banyak temukan dalam keluarga mempunyai seorang ibu dari sunda dan seorang ayah mewakili kebudayaan betawi, dan sebagianya. Hal ini seharusnya menjadi opportunity yang bagus untuk lebih memperkaya perkenalan kebudayaan leluhur terutama kebudayaan lokal yang kita miliki untuk diperkenalkan kepada belum dewasa kita.


Tidak sedikit juga dari kita yang tidak pernah mengajak anak untuk berkunjung ke museum dikala mereka libur, akan tetapi mengajak mereka ke tempat lainnya ibarat mall dan sebagainya. Jika kita peduli akan pendidikan kebudayaan dan mencoba untuk menanamkan kebudayaan tersebut kepada anak kita, bukankah dari sana gotong royong kita juga bisa memperkenalkan kebudayaan leluhur untuk dijadikan dasar oleh anak untuk mengasihi kebudayaan kita.


Cara Mengenalkan Kebudayaan kepada Anak


Pengenalan kebudayaan melalui pendidikan anak sanggup dilakukan melalui lingkungan formil maupun non-formil. Dengan kedua lingkungan ini, penanaman dasar kebudayaan kepada anak diharapkan akan menjadi bekal anak untuk mengasihi kebudayaan lokal maupun kebudayaan nasional bangsa ini, sehingga keterkikisan kebudayaan yang ditakutkan tidak akan terjadi.



Cara Mengenalkan Kebudayaan kepada Anak melalui Lingkungan Non-formil


#1. Perkenalkan kebudayaan melalui cerita

Dunia anak merupakan dunia yang sangat kental dengan rasa keingintahuan yang tinggi, dan dunia yang sangat menyukai pembelajaran melalui kisah maupun dongeng. Sebenarnya hal ini bisa dijadikan opportunity kita sebagai orang bau tanah untuk membacakan kisah ataupun dongeng-dongeng yang berkaitan dengan kebudayaan kita, ibarat kisah wacana para pendekar sampai dongeng lokal lainnya. Selain sanggup membentuk  huruf kasatmata kepada anak, juga akan menanamkan nilai-nilai serta akar rasa kecintaan mereka kepada kebudayaan leluhur ini.

Referensi kisah bisa kita dapatkan dari buku-buku maupun dari rujukan yang lainnya, yang terpenting ialah bagaimana kita padai mengemas sebuah kisah semoga anak menjadi lebih tertarik terhadap apa yang menjadi topik dari kisah ataupun dongeng kita.



#2. Perkenalkan kebudayaan melalui visual

Perlu kita fahami bahwa dunia anak selain sangat menyukai gaya pembelajaran melalui cerita, anak sangat menyukai pembelajaran melalui apa yang mereka lihat, ibarat menonton televisi sampai melihat eksklusif pada objeknya.


Melalui pengenalan pemutaran video wacana kisah rakyat lokal sampai menyiapkan media gambar yang menarik ibarat media mewarnai gambar pahlawan. Dari situ anak akan terpancing untuk mengetahui lebih detail wacana objek yang sedang atau akan mereka warnai, dan kiprah kitalah menjelaskan dan menunjukan siapa, apa, darimana, serta semua hal wacana objek yang akan diwarnai tersebut.


Dengan banyaknya mereka bertanya wacana objek yang akan atau sedang mereka warnai, dari situlah pengenalan dasar kebudayaan akan tertanam, tanpa anak merasa tertekan dan bahkan sebaliknya akan akan makin ceria dan senang.


Mewarnai merupakan salah satu teladan dari sekian banyak yang bisa kita lakukan dalam memperkenalkan kebudayaan rakyat lokal kepada anak, sehingga kelk dikemudian hari anak akan lebih mengasihi kebudayaan local dibandingkan kebudayaan-kebudayaan yang di adopsi dari kebudayaan luar.


#3. Pengenalan kebudayaan melalui kunjungan ke tempat bersejarah

Seperti penulis ungkapkan pada goresan pena sebelumnya, bahwa sangat tidak sedikit dari kita mengajak anak untuk berkunjung atau berwisata ke tempat bersejarah atau tempat sumber informasi kebudayaan dan sejarah ibarat museum. Jika kita lihat, orang bau tanah lebih tertarik mengajak anak nya berlibur maupun berkunjung ke mall sampai tempat wisata lainnya, baik itu dalam maupun luar negeri.


Jika kita lihat di beberapa museum sangat sepi pengunjung terutama anak-anak, sehingga sangat masuk akal bila kelak nanti belum dewasa gampang terpengaruh oleh kebudayaan luar, yang tanpa mereka sadari apakah kebudayaan tersebut cocok dengan norma-norma yang berlaku di negeri tercinta Indonesia ini.


Mudahnya kebudayaan luar masuk dan teradopsi oleh generasi muda kita, alasannya ialah mereka kurang mempunyai dasar-dasar yang kokoh sebagai penguat cinta mereka terhadap kebudayaan rakyat lokal negeri ini. Tidak ada yang salah dalam mengenal dan mengadopsi kebudayaan luar, akan tetapi sangat penting bagi kita juga mempertahankan serta melestarikan budaya leluhur kita salah satunya melalui pengenalan dan pendidikan kebudayaan kepada anak semenjak dini, alasannya ialah kebudayaan merupakan identitas individu dan bangsa.


Cara Mengenalkan Kebudayaan kepada Anak melalui Lingkungan Formil


Pendidikan berbasis budaya seharusnya bisa dilakukan melalui dunia pendidikan sekolah, dan hal ini semestinya bisa dikemas dalam pelajaran bahasa kawasan ataupun aneka macam kesenian lokal. Sebenarnya bila ini sanggup dilakukan dan diberlakukan di sekolah, kemasan ibarat ini bukan hanya semata masalah penguasaan keterampilan akan tetapi juga anak akan memahami filosofi yang mendasari hal tersebut. Begitu juga dengan kisah rakyat, legenda ataupun mitos, bukan hanya sebatas kisah isapan jempol belaka ataupun hiburan semata, akan tetapi anak harus memahami dan mengetahui serta lebih menggali yang akan dipakai sebagai bekal penting bagi hidup seorang anak dimasa yang akan datang.


Makara sangat diharapkan keikutsertaan serta kerja sama ilmuwan, praktisi psikologi, seniman serta budayawan dalam menyusun sebuah konsep pendidikan yang berbasis kebudayaan dengan muatan nilai-nilai kehidupan yang digali melalui budaya tempat si anak tersebut hidup, yang tujuannya diharapkan akan terbentuk huruf yang luhur seiring bertambahnya pengetahuan dan ketrampilan anak.


Dengan demikian, dunia pendidikan tidak terjebak pada perolehan nilai atau angka semata dan pendidikan bukan hanya membuat insan yang pintar akan tetapi gila dengan budayanya sendiri, serta bukan juga membuat insan yang lihai dalam bersaing akan tetapi kehilangan kehalusan kecerdikan pekerti.


Dengan pengenalan kebudayaan melalui pendidikan anak semenjak dini dengan dilakukan secara terus menerus serta didukung oleh semua pihak, maka akan membuat manusia-manusai yang sangat berkualitas baik dari segi keilmuan maupun dari segi budi.


Pengenalan pendidikan kebudayaan kepada dunia anak yang dilakukan melalui cara formil dan non-formil ini, diharapkan kelak sanggup menjadi benteng generasi yang akan tiba dalam menghadapi kebudayaan luar yang sangat cepat mempengaruhi dan menutup kebudayaan leluruh negeri ini. Tidak jarang kita temukan seorang anak berpenampilan lebih cukup umur dibandingkan usia mereka, tidak sedikit kita temukan seorang anak mempunyai keberanian untuk memerintah orang tuanya dan banyak kebudayaan-kebudayaan luar yang tanpa kita sadari sudah terbawa serta mengkontaminasi kebudayaan leluhur negeri ini.


Anak lebih menghafal bahkan mendalami kehidupan artis-artis dibandingkan mengentahui pahlawan-pahlawan nasional, bahkan tidak sedikit dari kita dan anak tidak tahu bait-bait lagu kebangsaan negeri ini. Dengan perkembangan teknologi ibarat ini, pengadopsian kebudayaan luar sangatlah gampang terjadi alasannya ialah hal tersebut terdukung dengan fasilitas serta media yang berkembang pesat. Makara sangat diharapkan benteng-benteng Istimewa untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan leluhur negeri ini.


Jika menelisik dari media televisi misalnya, sangat jarang menyajikan tontonan segar yang sanggup membangkitkan semangat kecintaan anak terhadap kebudayaan negeri ini. dance dibandingkan tarian tradisional, tidak sedikit dari belum dewasa yang tidak tahu apa itu wayang beserta tokoh-tokohnya juga nilai-nilai yang terkandung dalam kisah wayang tersebut serta masih banyak hal lainnya yang kemudian kebudayaan leluhur kita perlahan akan tergerus oleh kebudayaan serta norma-norma yang teradopsi dari luar. Makara sangat penting bagi orang bau tanah ibarat kita untuk mulai mengontrol dan memfasilitasi anak mulai dari usia dini dengan pengenalan kebudayaan-kebudayaan leluhur kita, dengan cita-cita akar-akar kebudayaan tersebut sanggup menjadi penguat kelestarian kebudayaan kita.




Banyak sajian maupun tontonan yang kita dapati mengajarkan pondasi-pondasi budaya luar yang tanpa kita sadari hal tersebut akan berdampak kepada terkikisnya kebudayaan negeri ini. Anak-anak lebih memahami kebudayaan India misalnya, dibandingkan kebudayaan Indonesia. Mereka lebih mengenal kain sari dibandingkan mengenal blangkon, tidak sedikit anak menyukai


Kebudayaan bukan hanya serta merta berbicara wacana menghafal, teori maupun mengetahui, alasannya ialah kebudayaan merupakan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, aturan serta watak istiadat maka norma-norma dari budaya ini yang diharapkan menimbulkan anak kita mempunyai moral dan norma kasatmata sesuai dengan alam kebudayaan kita dan sanggup membangun karakter-karakter kasatmata terhadap tumbuh kembang anak.


Semoga bukan hanya penulis saja yang rindu akan kebudayaan negeri ini yang dihadirkan melalui pendidikan anak dengan pengenalan kebudayaan leluhur semenjak usia dini, sehingga sanggup mengakomodasi nilai-nilai luhur kebudayaan negeri ini pada setiap generasi.


Demikian goresan pena wacana ‘Cara Mengenalkan Kebudayaan melalui Pendidikan Anak’, semoga sanggup memperlihatkan pandangan gres serta komplemen rujukan untuk kita semua dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan negeri ini.


Baca Juga:

0 Response to "Cara Mengenalkan Kebudayaan Melalui Pendidikan Anak"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel